JANGAN SIA-SIAKAN WAKTU PERKENANAN TUHAN


KHOTBAH IBADAH KOLOM IV
JADWAL BPMJ

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
1. THEMA
2. BACAAN ALKITAB
3. RENUNGAN/PEMBAHASAN
4. PENUTUP
=======================================================================================

1. THEMA

“Jangan Sia-siakan Waktu Perkenanan Tuhan”

2. BACAAN ALKITAB

Bacaan Alkitab: II Korintus 6 : 1-10:
6:1 Sebagai teman-teman sekerja, kami menasihatkan kamu, supaya kamu jangan membuat menjadi sia-sia kasih karunia Allah, yang telah kamu terima.
6:2 Sebab Allah berfirman: "Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau." Sesungguhnya, waktu ini adalah waktu perkenanan itu; sesungguhnya, hari ini adalah hari penyelamatan itu.
6:3 Dalam hal apa pun kami tidak memberi sebab orang tersandung, supaya pelayanan kami jangan sampai dicela.
6:4 Sebaliknya, dalam segala hal kami menunjukkan, bahwa kami adalah pelayan Allah, yaitu: dalam menahan dengan penuh kesabaran dalam penderitaan, kesesakan dan kesukaran,
6:5 dalam menanggung dera, dalam penjara dan kerusuhan, dalam berjerih payah, dalam berjaga-jaga dan berpuasa;
6:6 dalam kemurnian hati, pengetahuan, kesabaran, dan kemurahan hati; dalam Roh Kudus dan kasih yang tidak munafik;
6:7 dalam pemberitaan kebenaran dan kekuasaan Allah; dengan menggunakan senjata-senjata keadilan untuk menyerang ataupun untuk membela
6:8 ketika dihormati dan ketika dihina; ketika diumpat atau ketika dipuji; ketika dianggap sebagai penipu, namun dipercayai,
6:9 sebagai orang yang tidak dikenal, namun terkenal; sebagai orang yang nyaris mati, dan sungguh kami hidup; sebagai orang yang dihajar, namun tidak mati;
6:10 sebagai orang berdukacita, namun senantiasa bersukacita; sebagai orang miskin, namun memperkaya banyak orang; sebagai orang tak bermilik, sekalipun kami memiliki segala sesuatu.
6:11 Hai orang Korintus! Kami telah berbicara terus terang kepada kamu, hati kami terbuka lebar-lebar bagi kamu.
6:12 Dan bagi kamu ada tempat yang luas dalam hati kami, tetapi bagi kami hanya tersedia tempat yang sempit di dalam hati kamu.
6:13 Maka sekarang, supaya timbal balik -- aku berkata seperti kepada anak-anakku --: Bukalah hati kamu selebar-lebarnya!
6:14 Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?
6:15 Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama orang-orang percaya dengan orang-orang tak percaya?
6:16 Apakah hubungan bait Allah dengan berhala? Karena kita adalah bait dari Allah yang hidup menurut firman Allah ini: "Aku akan diam bersama-sama dengan mereka dan hidup di tengah-tengah mereka, dan Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umat-Ku.
6:17 Sebab itu: Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu.
6:18 Dan Aku akan menjadi Bapamu, dan kamu akan menjadi anak-anak-Ku laki-laki dan anak-anak-Ku perempuan demikianlah firman Tuhan, Yang Mahakuasa."

3. RENUNGAN/PEMBAHASAN

Kita baru memasuki tahun yang baru 2017 pada hari yang ke-17, masih terdapat lebih dari sebelas bulan di tahun 2017, bahkan di tahun-tahun mendatang. Oleh karena itu pada ibadah perdana kolom 4, disoroti tentang thema:
“Jangan sia-siakan waktu perkenanan Tuhan”
Dimaksudkan agar jemaat Tuhan diingtatkan kembali, melalui dasar bacaan Alkitab, bagaimana seharusnya menjalani hidup anugerah Tuhan ini dalam kemenangan pada tahun baru 2017 dan tahun-tahun yang akan datang.
Kita manusia adalah mahluk waktu. Artinya hidup kita tergantung waktu. Ada waktu kita lahir, ada waktu kita hidup, ada waktu kita mati. Fakta tersebut tentu tidak dapat dibantah. Allah yang kita percayai dalam Yesus Kristus adalah Allah yang kekal yang tidak terbatas oleh ruang dan waktu, karena itu rasul Petrus berkata:
3:8 Akan tetapi, saudara-saudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu, bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari.
Allah p;ada jaman Adam dan Hawa (manusia pertama) adalah Allah yang sama dengan Allah kita. Meskipun waktu sudah ribuan tahun berlalu tetapi Allah jaman kitaadalah Allah yang sama dengan Allahnya Adam dan Hawa. Allah kita adalah Allah yang sama dengan Allah nenek moyang bangsa Israel Abraham Ishak dan Yakub.
Allah kita adalah Allahnya sejarah. Karena itu kita mengenal kata history atau sejarah. Itu adalah His story sejarahNya Tuhan Yesus. Tuhan Yesus adalah Allahnya sejarah. Dia adalah alfa dan omega. Yang awal dan akhir.
Thema kita adalah: “ Jangan sia-siakan waktu perkenanan Tuhan”. Pertanyaan: bagaimana caranya agar kita tidak menyia-nyiakan waktu perkenanan Tuhan? Sebelumnya kita melihat dahulu apa maksudnya waktu perkenanan Tuhan. Ayat dua bacaan kita merupakan dasar untuk tema yang kita akan renungkan.
6:2 Sebab Allah berfirman: "Pada waktu Aku berkenan, Aku akan mendengarkan engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau." Sesungguhnya, waktu ini adalah waktu perkenanan itu; sesungguhnya, hari ini adalah hari penyelamatan itu.
Hari ini maksudnya adalah hari dimana Allah memenuhi janjiNya. Janjinya untuk penyelamatan manusia sebetulnya telah dikumandangkan sejak manusia pertama Adam dan Hawa. Allah telah menjanjikan tentang akan datangnya keturunan wanita yang telah ditipu (dibohongi) oleh Iblis yang akan meremukkan kepala ular (Iblis). Di dalam kehidupan bangsa Israel, juga berulang kali janji tentang akan datangnya Juru Selamat dikumandangkan oleh para nabi Israel, janji tentang pemulihan Sion, pemulihan bangsa Israel dikumandangkan.
Janji Allah sejak semula, dan janji Allah kepada nenek moyang bangsa Israel dan kepada bangsa Israel itu sendiri dipenuhi di dalam Yesus Kristus. Bagi kita itulah waktu perkenanan itu, hari ini, hari penyelamatan itu. Itulah sebabnya sebelum membicarakan lebih jauh tentang tema, mari perhatikan ayat pertama bacaan:
6:1 Sebagai teman-teman sekerja, kami menasihatkan kamu, supaya kamu jangan membuat menjadi sia-sia kasih karunia Allah, yang telah kamu terima.
Paulus, kepada jemaat di Korintus menekankan, bahwa mereka telah menerima Kasih Karunia Allah. Inilah hal yang sangat penting bagi jemaat di Korintus, dan jemaat-jemaat Tuhan sepanjang segala jaman. Kasih karunia inilah yang harus menjadi awal bagi kehidupan yang berkenan kepada Allah. Mari kita bandingkan dengan bacaan lainnya
Efesus 2:8-9:
2:8 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,
2:9 itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.
Dan juga Efesus 2:10.
2:10 Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.
Titus 3:3-7:
3:3 Karena dahulu kita juga hidup dalam kejahilan: tidak taat, sesat, menjadi hamba berbagai-bagai nafsu dan keinginan, hidup dalam kejahatan dan kedengkian, keji, saling membenci.
3:4 Tetapi ketika nyata kemurahan Allah, Juruselamat kita, dan kasih-Nya kepada manusia,
3:5 pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus,
3:6 yang sudah dilimpahkan-Nya kepada kita oleh Yesus Kristus, Juruselamat kita,
3:7 supaya kita, sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih karunia-Nya, berhak menerima hidup yang kekal, sesuai dengan pengharapan kita.
Dengan demikian jelaslah bahwa, setiap orang percaya (termasuk jemaat di Korintus) sudah menerima Kasih karunia Allah, keselamatan yang kekal di dalam Tuhan Yesus Kristus. Keselamatan yang diperoleh secara Cuma-cuma. Dia menjadikan kita ciptaan baru, II Korintus 5:17. Dia yang tidak berdosa dibuat Allah menjadi dosa karena kita, supaya di dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah, II Korintus 5:21.
Rasul Paulus menginginkan agar jemaat di Korintus benar-benar menyadari kenyataan rohani yang sudah terjadi dalam diri mereka. Kesadaran yang mendalam tentang kenyataan rohani ini menjadi hal yang sangat penting agar mereka dapat memaknai hidup mereka sesuai dengan cara pandang Allah. Rasul Paulus memberikan contoh yang hidup tentang pengalamannya sendiri. Hal ini diuraikan dalam ayat 4 sampai dengan ayat 10. Pergumulan kehidupan rasul paulus sebagai hamba Tuhan, sebagai rasul Yesus Kristus digambarkannya dalam ayat-ayat tersebut. Secara lebih lebih lengkap, dapat dibaca juga dalam II Korintus 11:23-28:
11:22 Apakah mereka orang Ibrani? Aku juga orang Ibrani! Apakah mereka orang Israel? Aku juga orang Israel. Apakah mereka keturunan Abraham? Aku juga keturunan Abraham!
11:23 Apakah mereka pelayan Kristus? -- aku berkata seperti orang gila -- aku lebih lagi! Aku lebih banyak berjerih lelah; lebih sering di dalam penjara; didera di luar batas; kerap kali dalam bahaya maut.
11:24 Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan,
11:25 tiga kali aku didera, satu kali aku dilempari dengan batu, tiga kali mengalami karam kapal, sehari semalam aku terkatung-katung di tengah laut.
11:26 Dalam perjalananku aku sering diancam bahaya banjir dan bahaya penyamun, bahaya dari pihak orang-orang Yahudi dan dari pihak orang-orang bukan Yahudi; bahaya di kota, bahaya di padang gurun, bahaya di tengah laut, dan bahaya dari pihak saudara-saudara palsu.
11:27 Aku banyak berjerih lelah dan bekerja berat; kerap kali aku tidak tidur; aku lapar dan dahaga; kerap kali aku berpuasa, kedinginan dan tanpa pakaian,
11:28 dan, dengan tidak menyebut banyak hal lain lagi, urusanku sehari-hari, yaitu untuk memelihara semua jemaat-jemaat.
Dalam salah satu sumber diperoleh informasi bahwa pergumulan kehidupan rasul Paulus, yang digambarkannya secara singkat, sebetulnya mengandung pergumulan yang luarbiasa berat. Akan tetap mengapa rasul Paulus sanggup? Itu karena Kasih karunia Allah yang bekerja di dalam dirinya. Paulus sendiri mengakui bahwa (II Korintus 3:5):
3:5 Dengan diri kami sendiri kami tidak sanggup untuk memperhitungkan sesuatu seolah-olah pekerjaan kami sendiri; tidak, kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah.
3:6 Ialah membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, yang tidak terdiri dari hukum yang tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan.
Contoh yang hidup dari pengalaman pribadi rasul Paulus diharapkan menjadi bagian dari jemaat Korintus, bahkan semua orang yang percaya.

4. PENUTUP

Bila prinsip-prinsip yang dijelaskan oleh Rasul Paulus, dipahami dengan baik, di dalam hati dan dan di dalam roh, maka sebagaimana rasul Paulus jemaat Tuhan juga akan dapat menjalani kehidupan kristen yang berkemenangan di waktu-waktu mendatang, sehingga waktu perkenanan Tuhan bagi jemaat Tuhan tidak akan menjadi sia-sia, melainkan dipenuhi dengan kesaksian-kesaksian hidup yang berkemenangan, dan nama Tuhan senantiasa dipermuliakan. Amin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANAK-ANAK SARANI

GEREJA YANG KUDUS, AM DAN RASULI